Mempertanyakan Ibadah Puasa Ramadan Yang Utama
itu 29 harikah?
Sebagian masyarakat bertanya-tanya; pada tahun
ini puasa Ramadannya 29 atau 30 hari? Ada semacam keyakinan bahwa ibadah puasa
itu yang sesuai tuntunan Rasulullah adalah 29 hari. Jika beberapa tahun
berturut-turut ibadah puasa itu 30 hari maka biasanya akan ada mereka yang mempertanyakannya: tidakkah puasa tersebut kurang
atau bahkan tidak sesuai tuntunan? sebagaimana ibadah puasa yang dilaksanakan
Rasulullah semasa hidup beliau.
Pada masa Rasulullah melaksanakan ibadah puasa
Ramadan di masa hidup beliau (tahun 2H – 10H). Sebagimana yang dinyatakan oleh beberapa
penulis bahwa beliau lebih banyak berpuasa 29 hari dibanding 30 hari. Hal ini dijadikan alasan untuk lebih
mengutamakan ibadah puasa 29 hari ketimbang ibadah puasa yang 30 hari. Lebih
sesuai dengan sunnah Rasulullah.
Data Ramadan di zaman Rasulullah yang dihisab menggunakan
program “Accurate Times” Syaukat Odeh menggunakan pedoman Wujudul Hilal oleh
Tono Saksono dalam bukunya, “Mengkompromikan Rukyat dan Hisab”.[1]
Dan Ramadan Di Masa Rasulullah Menggunakan Pedoman Wujudul Hilal Oleh KH Noor Ahmad SS dalam bukunya,”” .[2]
No
|
Tahun
|
Lama
Ramadan
|
1
|
2 H
|
30 hari
|
2
|
3 H
|
29 hari
|
3
|
4 H
|
29 hari
|
4
|
5 H
|
29 hari
|
5
|
6 H
|
30 hari
|
6
|
7 H
|
29 hari
|
7
|
8 H
|
29 hari
|
8
|
9 H
|
29 hari
|
9
|
10 H
|
30 hari
|
Dan Ramadan Di Masa Rasulullah Menggunakan Pedoman Wujudul Hilal Oleh KH Noor Ahmad SS dalam bukunya,”” .[2]
No
|
Tahun
|
Lama
Ramadan
|
1
|
2 H
|
30 hari
|
2
|
3 H
|
29 hari
|
3
|
4 H
|
29 hari
|
4
|
5 H
|
30 hari
|
5
|
6 H
|
29 hari
|
6
|
7 H
|
29 hari
|
7
|
8 H
|
29 hari
|
8
|
9 H
|
29 hari
|
9
|
10 H
|
30 hari
|
Hasil Perhitungan KH Noor Ahmad SS dan Odeh menggunakan kriteria Wujudul Hilal dari 9 tahun Rasul mengalami puasa Ramadan: 3 (tiga) kali berumur 30 hari (walaupun mereka berbeda dalam menentukan pada tahun hijriah yang umur Ramadannya 30 hari tersebut) dan 6 (enam) kali berumur 29 hari.
Hal ini tidak bisa dijadikan justifikasi kalau
umur Ramadan itu harus lebih banyak 29 daripada 30 hari.
Rasulullah saw bersabda:
Sesungguhnya
kami adalah umat yang ummi; kami tidak bisa menulis dan tidak bisa melakukan
hisab. Bulan itu adalah demikian-demikian. Maksudnya adalah kadang-kadang dua
puluh sembilan hari, dan kadang-kadang tiga puluh hari [HR al-Bukhari dan Muslim].
Dalam hadis ini, Rasulullah memberikan penjelasan
bahwa jumlah hari dalam bulan Kamariah (termasuk di dalamnya bulan Ramadan)
adakalanya 29 hari atau 30 hari. Dengan demikian kondisi uur Ramadan semasa
hidup Rasulullah tidak memberikan justifikasi kalau seharusnya umur Ramadan itu
seharusnya lebih banyak yang 29 hari dibandingan dengan yang berumur 30 hari.
Dalam ilmu Falak dan kajian Astronomi
dinyatakan bahwa: umur bulan Kamariah rata-rata 29,53 hari. Stephenson and Baolin (1991)
mengkaji selang waktu siklus sinodik Bulan selama 5000 tahun, dari 1000 SM
hingga tahun 4000 M, dan mendapatkan
siklus terpendek adalah 29.2679 hari dan siklus terpanjang adalah 29.8376 hari.
Siklus sinodik Bulan rata-rata yang diadopsi adalah 29.530589 hari.[3]
Dengan demikian seharusnya Secara sunnatullah lebih banyak umur bulan Kamariah
itu secara umum yang 30 hari dibandingkan yang 29 hari. Jadi puasa yang afdhal itu bukan yang 29 hari,
tapi yang sesuai dengan hasil perhitungan; terlepas 29 atau 30 hari. Wallahu
a’lamu bi al-shawab.
[1]
Tono Saksono, Mengkompromikan Rukyat dan Hisab, Jakarta: Amythas
Publicita, 2007, h, 196
[2]
Noor Ahmad SS, Upaya Menyatukan Misi Terhadap
Perbedaan Peristiwa Bersejarah (Tarikh) Menurut Hisab Nurul Anwar, Makalah pada Lokakarya Imsakiyah Ramadhan se Jawa Tengah
dan daerah Istimewa Yogyakarta yang diselenggarakan oleh Pusat Pengabdian Masyarakat IAIN Walisongo Semarang,
tahun 2003
[3]
Muji Raharto, Penetapan Awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah di Indonesia,
Power Point Seminar Penatuan Awal Bulan Kamariah di Indonesia, UIN Sultan
Syarif Qasim Pekan Baru 11-12 Nopember 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar