KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA
DI IAIN LAMPUNG
Oki Dermawan
(Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
IAIN Raden Intan Lampung)
Abstrack
Entrepreneurship provide
many benefits for students such as :1. Creative thinking skills, combining
imagination with scientific thinking skills, 2. Skills in Decision Making,
at any time during the life one has to hold elections among alternatives. 3.
Leadership skills. learn to have a strong personality, then someone will have
the skills to lead yourself. 4. Managerial skills, however, entrepreneurs
must be able to manage all resources, both material resources and personnel to
achieve success. skilled in planning, skilled in organizing, entrepreneurial
guidance may hold or control, is able to conduct an assessment of the
implementation, 5.Interpersonal skills or
Human relations. Theoretical approach are given to students with a
practical approach should be replaced, because the public wants a business
man, not bisnis expert, and should be doing. informal coaching, which is important in
this process is the formation of entrepreneurial character, with informal
coaching will more effective in shaping
a person's character than formal guidance that predominantly affects IQ.
Latar Belakang Masalah
Sebagian besar lulusan
Perguruan Tinggi cenderung lebih sebagai pencari kerja (job seeker) daripada
pencipta lapangan pekerjaan (job creator). Hal ini kemungkinan
disebabkan sistem pembelajaran yang diterapkan di berbagai perguruan tinggi
saat ini lebih terfokus pada bagaimana menyiapkan para mahasiswa yang cepat
lulus dan mendapatkan pekerjaan, bukannya lulusan yang siap menciptakan pekerjaan.
Disamping itu, aktivitas kewirausahaan (Entrepreneurial Activity) yang
relatif masih rendah. Entrepreneurial Activity diterjemahkan sebagai
individu aktif dalam memulai bisnis baru dan dinyatakan dalam persen total
penduduk aktif bekerja. Semakin tinggi indek Entrepreneurial Activity maka
semakin tinggi entrepreneurship level suatu negara (Boulton dan Turner, 2005).
Untuk menumbuh kembangkan
jiwa kewirausahaan dan meningkatkan aktivitas kewirausahaan agar para lulusan
perguruan tinggi lebih menjadi pencipta lapangan kerja, Kementerian Pendidikan
Nasional telah mengembangkan berbagai kebijakan dan program. Salah satu program
yang telah dikembangkan adalah program Co-op (Cooperative Education Program)
sejak tahun 1998. Kemudian, dengan tujuan untuk membentuk wirausaha mlalui pendidikan
tinggi, mulai tahun 2003 dikembangkan program Co-op yang memberikan kesempatan
belajar bekerja secara terpadu pada UKM. Sampai dengan tahun 2009, program
Co-op di UKM telah diikuti sebanyak 1196 mahasiswa dari 34 perguruan tinggi.
Untuk dapat menumbuhkan
motivasi kewirausahaan di kalangan mahasiswa, peran pendidikan menjadi sangat
penting artinya. Mahasiswa tidak bisa lepas dari aktivitas berlatar belakang
pendidikan, oleh sebab itu pendidikan menjadi salah satu faktor penggerak bagi
tumbuhnya wirausaha muda. Pendidikan kewirausahaan bertujuan untuk merubah
persepsi dan tingkah laku mahasiswa agar memiliki motivasi kuat dalam menciptakan
kreativitas dan inovasi demi terwujudnya wirausaha yang handal.
Pemahaman yang baik mengenai
pengetahuan kewirausahaan dapat menumbuhkan keberanian dalam menghadapi risiko
dan ketidakpastian usaha. Pengaruh pendidikan kewirausahaan selama ini telah
dipertimbangkan sebagai salah satu faktor penting untuk menumbuhkan dan
mengembangkan hasrat, jiwa dan perilaku berwirausaha di kalangan generasi muda.
Penelitian ini berupaya untuk mengungkap apa yang melatar belakangi, memotivasi
serta hambatan dan keuntungan bagi mahasiswa yang menggeluti wirausaha sambil
kuliah.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang disebutkan di atas maka dirumuskan permasalahan
penelitian sebagai berikut:
- Bagaimana pelaksanaan wirausaha mahasiswa
- Bagaimana dampak wirausaha ini bagi mahasiswa
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada dalam penelitian ini, tujuan yang
ingin dicapai adalah:
- Mengetahui keberhasilan wirausaha yang dilakukan oleh mahasiswa di IAIN Raden Intan Lampung.
- Mengetahui dampak kegiatan wirausaha ini bagi mahasiswa tersebut.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
- Manfaat Akademik
Diharapkan hasil
penelitian ini dapat memberi referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan
informasi mengenai studi wirausaha secara umum maupun studi wirausaha mahasiswa
di IAIN Lampung secara khusus.
- Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini
diharapkan mendapat perhatian dari pemegang
kebijakan strategis di IAIN
Raden Intan Lampung sehingga menjadi bahan masukan untuk pelaksanaan kewirausahaan
di IAIN Raden Intan ke depannya.
Teori Kewirausahaan
Semula kewirausahaan hanya
berkembang dalam bidang perdagangan tapi dalam bidang-bidang yang lain
kewirausahaan sudah dijadikan pegangan untuk menciptakan perubahan, pembaharuan
dan kemajuan. Kewirausahaan tidak hanya digunakan untuk mencapai tujuan jangka
pendek tapi juga untuk mencapai tujuan jangka panjang dan untuk menciptakan
peluang usaha.
Dalam bidang industri
banyak perusahaan yang sukses dan memperoleh banyak peluang karena memiliki
kreativitas dan keinovasian. Melalui proses kreatif dan inovatif wirausaha
dapat menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang diciptakan. Nilai tambah
barang dan jasa dapat diciptakan melalui proses kreatif dan inovatif, banyak
menciptakan, banyak keunggulan termasuk keunggulan bersaing dengan lawan
bisnisnya. Demikian juga kemajuankemajuan tertentu dapat diciptakan oleh
orang-orang yang memiliki semangat jiwa kreatif dan inovatif misalnya dalam
bidang pendidikan, pemerintahan, dan bidang-bidang lainnya.
Wirausaha merupakan
istilah yang diterjemahkan dari kata interpreneur. Dalam Bahasa Indonesia, pada
awalnya dikenal istilah wirausaha yang mempunyai arti berdiri di atas kekuatan
sendiri. Istilah tersebut kemudian berkembang menjadi wirausaha, dan
interpreneurship diterjemahkan menjadi kewirausahaan. Wirausaha mempunyai arti
seorang yang mampu memulai dan atau menjalankan usaha. Beberapa waktu yang
lalu, kewirausahaan merupakansuatu yang berhubungan dengan pengalaman langsung
praktek di lapangan, maka kewirausahaan merupakan bakat sejak lahir, sehingga
kewirausahaan tidak dapat diajarkan dan dipelajari. Tetapi sekarang
kewirausahaan bukan hanya urusan di lapangan tapi merupakan disiplin ilmu yang
dapat dipelajari dan diajarkan pada semua orang.
Ada beberapa pendapat para
ahli mengenai kewirausahaan, menurut Suryana (2000:7) sebagai berikut:
- Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis (Sanusi dalam Suryana, 1994)
- Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan suatu yang baru dan berbeda (Drucker dalam Suryana, 1995)
- Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan keinovasian dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer dalam Suryana, 1996)
- Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative) dan sesuatu yang berbeda (innovation) yang bermanfaat memberikan nilai lebih. (Suryana, 2000:8)
- Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang sudah ada dan menemukan cara baru dalam rangka memberikan kepuasan pada konsumen. (Suryana, 2000:8)
Berdasarkan beberapa konsep
tentang kewirausahaan secara ringkas dapat disimpulkan sebagai suatu kemampuan
kreatif dan inovatif yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses dan
perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan
keberanian untuk menghadapi resiko.
Karakteristik Kewirausahaan
Banyak para ahli yang
mengemukakan karakteristik kewirausahaan dengan konsep berbeda. Menurut
Scarborough dan Zimmerer (dalam Suryana,2000: 8). Mengemukakan
karakteristik-karakteristik wirausaha, yaitu:
- Desire for responsibility, yaitu memiliki tanggung jawab atas usahausaha yang dilakukannya.
- Preference for moderate risk, yaitu lebih memilih resiko yang moderat, artinya ia selalu menghindari resiko yang tinggi.
- Confidence in their ability to success, yaitu percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil.
- Desire for immediate feed back, yaitu selalu menghendaki umpan balik yang segera.
- High level of energy, yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.
- Future orientation, yaitu berorientasi ke masa depan, perspektif dan berwawasan jauh ke depan.
- Skill at Organizing, yaitu memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah.
- Value of achievement over money, yaitu selalu menilai prestasi dengan uang.
Sedangkan menurut Arthur
Kuriloff dan John M. Mempil (dalam Suryana,
2000: 9). Mengemukakan bahwa karakteristik kewirausahaan meliputi komitmen,
resiko yang moderat, peluang, obyektif, umpan balik, optimisme, uang,
proaktif
dalam manajemen.
Dalam beberapa pendapat
tersebut dapat disimpulkan bahwa wirausaha
harus selalu optimis dalam melakukan pekerjaannya sampai tujuan tercapai. Wirausaha
harus tekun, ulet, tidak mudah putus asa sebelum tujuannya tercapai. Dalam
bekerja wirausaha tidak asal berspekulasi tapi segala sesuatunya telah diperhitungkan
sebelumnya. Karena itu wirausaha harus didukung dengan semangat yang tinggi.
yang mendorong wirausaha terus berjuang mencari peluang sampai usahanya
membuahkan hasil. Hasil-hasil yang dicapai harus jelas dan obyektif, juga
merupakan umpan balik bagi kelancaran usahanya.
Dengan semangat yang
tinggi karena usahanya berhasil, sehingga keuntungan uang yang diperoleh harus
dikelola secara aktif dan dianggap sebagai sumber daya yang penting.
Sifat-Sifat Kewirausahaan
Seorang wirausaha haruslah
seorang yang mampu melihat ke depan. Melihat ke depan dengan berpikir, penuh
perhitungan, mencari pilihan dari berbagai alternatif masalah dan pemecahannya.
Sifat-sifat yang perlu dimiliki wirausaha adalah sebagai berikut: (Buchari
Alma, 2001: 39)
1. Percaya diri
Sifat-sifat percaya diri
dimulai dari pribadi yang mantap, tidak mudah terombang ambing oleh pendapat
dan saran orang lain. Akan tetapi saran-saran orang lain jangan ditolak
mentah-mentah, pakai itu sebagai masukan untuk dipertimbangkan kemudian harus
memutuskan segera. Orang yang tinggi percaya dirinya adalah orang yang sudah
matang, jasmani dan rohaninya. Pribadi semacam itu adalah pribadi yang
independen dan sudah mencapai tingkat kematangan. Karakteristik kematangan
seseorang adalah ia tidak tergantung pada orang lain, ia memiliki rasa tanggung
jawab yang tinggi, obyektif, dan kritis. Tidak begitu saja menyerap pendapat
atau opini orang lain tapi dapat mengembangkan secara kritis. Emosionalnya sudah
stabil, tidak mudah tersinggung dan naik pitam, serta tingkat sosialnya tinggi.
Diharapkan wirausaha seperti ini betulbetul dapat menjalankan usahanya secara
mandiri, jujur dan disenangi oleh semua relasinya.
2. Berorientasi pada tugas dan hasil
Wirausaha tidak
mengutamakan prestise dulu, tetapi prestasi kemudian. Ia berharap pada prestasi
baru kemudian setelah berhasil prestisenya akan meningkat. Wirausaha yang
selalu memikirkan prestise dulu dan prestasi kemudian, usahanya tidak akan
mengalami kemajuan. Maka wirausaha harus mempunyai kebutuhan untuk berprestasi,
berorientasi pada laba, ketekunanan kan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai
dorongan kuat, enerjik dan inisiatif.
3. Pengambilan resiko
Wirausaha dalam melakukan
kegiatan usahanya penuh dengan resiko dan tantangan, seperti persaingan, harga
turun naik, barang tidak laku dan sebagainya. Tetapi semua tantangan ini harus
dihadapi dengan penuh perhitungan. Jika perhitungan sudah matang baru membuat
pertimbangan dari berbagai macam segi.
4. Kepemimpinan
Sifat kepemimpinan memang
ada dalam diri masing-masing individu, maka sifat kepemimpinan tergantung pada
masing-masing individu dalam menyesuaikan diri dengan organisasi atau orang
yang dipimpin. Ada pemimpin yang disenangi oleh bawahan, mudah memimpin sekelompok
orang, ia diikuti dan dipercaya oleh bawahan. Tapi ada pula pemimpin yang tidak
disenangi bawahan atau tidak senang pada bawahannya, ia mau mengawasi
bawahannya tapi tidak ada waktu untuk itu. Menanam kecurigaan pada orang lain
pada suatu ketika akan berakibat tidak baik pada usaha yang sedang dijalankan.
Maka wirausaha sebagai pemimpin yang baik harus mau menerima kritik dan saran
dari bawahan serta harus bersifat responsif.
5. Keorisinilan
Sifat orisinil tidak
selalu ada pada diri seseorang, yang dimaksud orisinil adalah tidak hanya
mengekor pada orang lain tapi memiliki pendapat sendiri dan ada ide yang
orisinil untuk melaksanakan sesuatu. Orisinil tidak berarti baru sama sekali,
tapi produk tersebut mencerminkan hasil kombinasi baru dari komponen-komponen
yang sudah ada sehingga melahirkan sesuatu yang baru. Bobot kreativitas
orisinil suatu produk akan tampak sejauh mana ia berbeda dari apa yang sudah
ada sebelumnya.
6. Berorientasi ke depan
Wirausaha harus
perspektif, mempunyai visi ke depan, apa yang akan dilakukan dan apa yang ingin
dicapai. Karena sebuah usaha bukan didirikan untuk sementara tapi selamanya.
Maka faktor kontinuitas harus dijaga dan pandangan harus ditujukan jauh ke
depan. Untuk menghadapi pandangan jauh ke depan seorang wirausaha akan menyusun
perencanaan dan strategi yang matang, agar jelas langkahlangkah yang akan
dilaksanakan.
7. Kreativitas
Sifat keorsinilan seorang
wirausaha menuntut adanya kreativitas dalam
pelaksanaan tugasnya. Kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk
melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang
relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Bagi wirausaha tingkat
kreativitas sangat menunjang kemajuan bisnisnya. Kreativitas bisa juga
diartikan kemampuan dalam menciptakan kombinasi-kombinasi baru dari hal-hal
yang sudah ada, sehingga menghasilkan sesuatu yang baru. Dapat juga berarti
kemampuan memberi makna dari sesuatu yang kurang berarti sehingga menjadi lebih
berarti.
Keterampilan Wirausaha
Menjadi manusia wirausaha diperlukan beberapa keterampilan, antara
lain:
1. Keterampilan berpikir Kreatif
Manusia entrepreneurship
Pemikiran kreatif itu sendiri didukung oleh dua imajinasi dan proses berpikir
ilmiah. Apabila kita tidak mencampurkan daya imajinasi dengan kemampuan
berpikir ilmiah, maka tidak akan mungkin kita mengadakan pemikiran yang kreatif
Jadi keterampilan berpikir kreatif membutuhkan dua hal:
- Daya imajinasi yang mendukung proses berpikir
- Cara berpikir ilmiah
2. Keterampilan dalam Pembuatan Keputusan
Keputusan merupakan suatu
hal penilaian. Keputusan juga merupakan
hasil pemilihan alternatif-alternatif. Biasanya keputusan yang diambil
itu bertolak dari pendapat, fakta-fakta hanya dipakai untuk memperkuat
atau mempertahankan pendapat itu. Setiap saat selama hidupnya seseorang
harus mengadakan penilaian untuk kemudian dapat mengadakan pemilihan diantara
alternatif-alternatif. Oleh sebab itu manusia yang kreatif akan selalu berusaha
melihat berbagai macam alternatif dalam pengukuran, sehingga mereka dapat
mengadakan pemilihan alternatif yang paling tepat. Keputusan yang diambil oleh
seseorang hendaknya tidak semata-mata didasarkan atas aklamasi, tetapi
didasarkan pada berbagai pendapat yang bertentangan, dialog antara
pandangan-pandangan yang berbeda serta pemilihan diantara hasil-hasil penilaian
yang berbeda pula.
3. Keterampilan dalam Kepemimpinan
Membiasakan belajar keras
untuk memiliki kepribadian yang kuat, maka seseorang akan memiliki keterampilan
untuk memimpin diri sendiri. Seseorang akan mampu mengendalikan keinginan dan kemauannya
ke arah tercapainya tujuan-tujuan hidup pribadinya. Keterampilan ini tidak
dapat diperoleh tanpa usaha. Usaha melatih keterampilan untuk memimpin diri
sendiri itu dengan jalan sebagai
berikut:
- Mengenal diri sendiri
Masalah pokok dalam
mengenal diri sendiri adalah menyangkut hakikat manusia yang berambisi
aktualisasi diri.
- Melatih kemauan
Kemauan merupakan tenaga
penggerak semangat untuk belajar dan bekerja dalam usaha mencapai
tujuan-tujuan. Jadi kemauan memimpin diarahkan kepada usaha yang efektif.
- Melatih disiplin diri sendiri
Disamping harus memiliki
keterampilan untuk memimpin diri
sendiri, manusia wirausaha
juga diharapkan untuk dapat memimpin orang lain, karena seorang wirausaha tidak
bisa terlepas pada kerja sama dengan orang lain.
- Keterampilan Manajerial
Bagaimanapun juga, manusia
wirausaha disamping sebagai pemimpin adalah juga sebagai manajer swasta. Oleh
karena itu manusia wirausaha harus memiliki keterampilan manajerial. La harus
mampu mengelola segenap sumber, baik sumber-sumber material maupun personal
untuk mencapai sukses hidup.
Beberapa keterampilan
manajerial yang diperlukan bagi seorang wirausaha adalah:
1) Manusia wirausaha harus terampil dalam perencanaan Tanpa perencanaan secara
matang, maka tak mungkin usia dan kegiatan dapat berlangsung secara efektif, demikian
pula kegiatan wirausaha.
2) Terampil dalam pengorganisasian
Dalam pengorganisasian
seorang wirausaha dituntut untuk mampu memilih dan memperkerjakan orang-orang
menurut bidang kemampuannya (the right man on the right place).
3) Manusia wirausaha hat-us dapat memberikan dorongan dan motivasi kerja
kepada orang-orang lain yang diajak kerja sama.
4) Manusia wirausaha harus mampu mengkoordinir
pelaksanaan tugas dan
pekerjaan dari orang-orang atau bagian-bagian sehingga tidak terjadi
kesimpangsiuran dalam pelaksanaan tugas tersebut.
5) Manusia wirausaha hendaknya dapat mengadakan
bimbingan atau
pengendalian, sehingga semua bagian dapat bekerjasama terarah untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
6) Manusia wirausaha hendaknya mampu mengadakan
penilaian terhadap
pelaksanaan dan prestasi yang dicapai para pelaksana pekerjaan.
e. Keterampilan dalam bergaul antar manusia (Human relations)
Manusia wirausaha hendaknya membiasakan diri untuk bergaul dengan orang
lain di dalam kehidupan sehari-hari. Agar memperoleh kesuksesan dalam
pergaulan, maka seorang harus belajar mengenal ciri-ciri pribadi orang lain
yang kita hubungi.
Motivasi Kewirausahaan
Motivasi berwirausaha
adalah perhatian, kesenangan dan kemauan seseorang untuk melakukan kegiatan
usaha yang mandiri berdasar pada kemampuan, kekuatan dan keterampilan yang
dimiliki (Herawaty, 1998). Wiratmo (1996) mengatakan bahwa individu yang
berminat berwirausaha tidak hanya ingin mengejar keuntungan saja, kepuasan
utama adalah keinginan untuk berprestasi. Seorang wirausaha tidak akan cepat merasa
puas dengan hasil yang telah dicapai, akan tetapi akan selalu berusaha mencari
cara dan kombinasi baru serta produk baru sehingga usaha yang dikelola akan
lebih berkembang. Oleh karena itu individu yang berminat wirausaha harus
mempunyai sikap bertanggungjawab dengan mempertimbangkan konsekuensi yang
mungkin ada. Seorang wirausaha harus menggunakan segala kemampuan dan
kepercayaan diri agar membuahkan kreativitas diri dengan menciptakan sesuatu
yang berguna bagi dirinya dan masyarakat.
Motivasi berprestasi
berkaitan dengan usaha keras dan perjuangan yang tidak kenal menyerah dalam
bekerja, untuk mencapai prestasi yang tinggi. Mc Clelland mengelompokkan
kebutuhan menjadi tiga, yaitu: Need for Achievement (kebutuhan berprestasi),
Need for Power (kebutuhan berkuasa), dan Need for Affiliation (kebutuhan
berafiliasi). Ketiga kebutuhan tersebut merupakan motivasi yang kuat pada
setiap individu. Masing-masing kebutuhan tersebut akan mempengaruhi jiwa
seseorang untuk mengarahkan pilihan pada keinginan berwirausaha.
Lebih lanjut Mc Clelland
(1987) mengatakan bahwa orang-orang yang motif berprestasinya tinggi memang
seharusnya tertarik pada dunia bisnis dan dapat melakukannya dengan baik.
Karena dunia bisnis membutuhkan orang-orang yang berani mengambil resiko
sedang, mau memikul tanggungjawab pribadi dan selalu membuka diri terhadap
umpan balik orang lain yang berkaitan dengan usaha-usaha dalam menggunakan
cara-cara baru atau inovatif. Menurut pandangan Murray (Hall & Lindzey,
1993) individu yang memiliki motif berprestasi tinggi akan memperlihatkan
ciri-ciri antara lain ingin menyaingi atau mengungguli orang lain; berupaya
untuk meningkatkan harga diri melalui penyaluran bakat/kemampuan secara sukses;
memanipulasi dan mengatur lingkungannya agar dapat menunjang pencapaian
prestasi, ada kebutuhan yang besar untuk bisa mandiri dan mencapai standar
tinggi.
Metode Penelitian
Sifat Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif, dimana penulis
akan mendeskripsikan hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan yang telah
ditetapkan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Karena itu, dalam
penelitian ini, penulis akan
menyelesaikan penelitian ini dengan cara menempuh prosesur-prosedur yang
ditetapkan dalam penelitian kualitiatif. Dikatakan demikian karena penelitian
ini memiliki karakteristik penelitian kualitatif sesuai dengan pendapat Bogdan
dan Biklen (1982) yang mengatakan bahwa penelitian kulalitatif memiliki
ciri-ciri: (1) menggunakan setting alamiah sebagai sumber data dan peneliti
sebagai instrument inti (2) bersifat deskriptif, (3) lebih mementingkan proses
daripada hasil, (4) menganalisis data secara induktif, dan (5) makna menjadi
perhatian utama.
1.
Obyek Penelitian.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan. Obyek penelitian ini adalah
mahasiswa yang menggeluti dunia
warausaha di Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Lampung yang penulis lihat kegiatan ini sangat bermanfaat bagi pengalaman wirausaha mahasiswa.
2. Data dan Sumber Data
Data penelitian ini adalah jawaban para mahasiswa yang bewirausaha. Data penelitian ini berasal dari hasil
observasi dengan mengadakan catatan lapangan (field note) dan wawancara dengan
mahasiswa. Data juga berupa dokumen-dokumen yang berkaitan dengan mahasiswa.
Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa
teknik, yakni observasi, interview dan dokumentasi.
a. Interview
Dalam hal ini, interview sebagai metode untuk mencari data yang
argumentatif dan menjelaskan tentang aktifitas wirausaha mahasiswa IAIN Raden Intan Lampung.
b. Observasi.
Observasi yang
dilakukan adalah pengamatan secara terlibat (participant observation). Teknik
observasi ini dilakukan untuk mendapatkan catatan lapangan (field note) tentang
fenomena-fenomena yang terjadi secara nyata di lapangan. Penulis menerima pernyataan seobyektif
mungkin.
Hasil Penelitian
Gambaran Umum Mahasiswa Wirausaha
Tujuan
1. Menumbuhkembangkan wirausaha-wirausaha baru yang berpendidikan Tinggi
2. Mendorong terbentuknya model pendidikan kewirausahaan di perguruan Tinggi
3. Mendorong terbentuknya kelembagaan pengelola kewirausahaan mahasiswa di
perguruan tinggi.
Manfaat:
1. Bagi Mahasiswa :
- Memberikan kesempatan untuk terlibat langsung dengan kondisi dunia kerja guna meningkatkan soft skill.
- Memberikan kesempatan langsung untuk terlibat dalam kegiatan nyata di masyarakat guna mengasah jiwa wirausaha.
- Menumbuhkan jiwa bisnis (sense of business) sehingga memiliki keberanian untuk memulai usaha.
2. Bagi Perguruan Tinggi :
- Meningkatkan kemampuan perguruan tinggi dalam pengembangan pendidikan kewirausahaan
- Mempererat hubungan antara dunia akademis dan dunia usaha, khususnya UKM
- Membuka jalan bagi penyesuaian kurikulum yang dapat merespon tuntutan dunia usaha
- Menghasilkan Wirausaha Muda pencipta lapangan kerja
Pada saat mewancarai para
mahasiswa yang berwirausaha tentang pendapat mereka mengenai kewirausahaan di
kampus IAIN Raden Intan Lampung kebanyakan mereka mengeluhkan pembinaan,
seperti yang dikatakan oleh abdul Latif bahwa:
dalam berwirausahawa, saat menghadapi masalah kami tak tahu apa yang harus
dilakukan (10/2013) hal ini dapat dimaklumi, ada yang kurang dalam diri
para mahasiswa yaitu pengalaman dan karakter wirausahawan. Dan kampus IAIN
tidak menyediakan pembinaan terhadap hal ini.
Hal ini dipertegas oleh
salah seorang dosen kewirausahaan Dr. Tulus : mahasiswa perlu dibina oleh dosen
yang punya latar belakang pengusaha, kalau misalnya tidak, bagaimana bisa
terbentuk jiwa entrepreneurnya? Seharusnya yang memberi pembinaan kepada
mahasiswa adalah para pengusaha, agar transfer mentalnya benar-benar jalan,
para pengusaha mungkin sibuk, tapi kalau mahasiswa memang serius dan komit,
mereka pasti akan berusaha sekeras mungkin untuk bisa mendapatkan waktu si
pengusaha tersebut. (10/2013)
Kesimpulannya setelah
mewawancarai para mahasiswa yang berwirausaha, mereka mengatakan bahwa mereka
tidak diberikan pembinaan tentang kewirausahaan, ada pernah work shop kewirausahaan tetapi
mahasiswa tidak banyak yang dapat jadi peserta, hanya beberapa orang anggota
senat, jadi mereka menganggap bahwa kampus sudah tidak representatif mendukung
mahasiswa yang berwirausaha saat usaha sudah dijalankan. Oleh karenanya diperlukan perbaikan bahkan
perubahan drastis pembinaan terhadap kewirausahaan mahasiswa.
Eksistensi Lembaga
Kewirausahaan
Poin ini merupakan
pendapat Penulis setelah melihat poin sebelumnya yang intinya bahwa para
mahasiswa harus dibekali dengan karakter/mental dan pengalaman yang memadai.
Olehnya dibutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai hal tersebut, sehingga
dibutuhkan pula lembaga kewirausahaan khusus yang didirikan untuk pembinaan
jangka menengah panjang.
Senada dengan yang
disampaikan oleh Prawira Harus didirikan lembaga khusus, mungkin bagusnya UKM
mahasiswa, agar transfer mental dan keterampilan bisa berjalan baik. Juga
mereka para mahasiswa bisa berkumpul sesama pengusaha sehingga bisa terus
saling menginspirasi satu dengan yang lain. (10/2013) Juga dikatakan
oleh Bapak Oki Dermawan, bahwa: Iya, memang harus ada lembaga khusus yang
menangani kewirausahaan secara berkelanjutan, wacana ini mungkin masih asing di
IAIN Raden Intan Lampung, apalagi alokasi dana yang semakin rumit semenjak BLU
diberlakukan. (10/2013)
Sayangnya hal ini sama
sekali tidak atau belum mendapat perhatian dari pihak institut dengan alasan
ketiadaan alokasi dana.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas penulis menyimpulkan Menjadi wirausahawan
memberikan banyak manfaat bagi mahasiswa yakni : dapat mengasah keterampilan,
1. Keterampilan berpikir Kreatif, menggabungkan daya imajinasi dengan kemampuan
berpikir ilmiah, 2. Keterampilan dalam Pembuatan Keputusan, setiap saat selama
hidupnya seseorang harus mengadakan penilaian untuk kemudian dapat mengadakan
pemilihan diantara alternatif-alternatif. 3. Keterampilan dalam Kepemimpinan. Membiasakan
belajar keras untuk memiliki kepribadian yang kuat, maka seseorang akan
memiliki keterampilan untuk memimpin diri sendiri. 4. Keterampilan Manajerial,
bagaimanapun juga, wirausaha harus mampu mengelola segenap sumber, baik
sumber-sumber material maupun personal untuk mencapai sukses hidup. terampil
dalam perencanaan, terampil dalam pengorganisasian, mampu mengkoordinir, wirausaha
dapat mengadakan bimbingan atau pengendalian, mampu mengadakan penilaian terhadap
pelaksanaan, 5. Keterampilan dalam bergaul antar manusia (Human relations),
mahasiswa yang berwirausaha biasa untuk bergaul dengan orang lain di dalam
kehidupan, belajar mengenal ciri-ciri pribadi orang lain.
Saran- saran
perlunya untuk melakukan telaah ulang terhadap pendekatan
dan sifat pembinaan,
- Pendekatan Teoritik yang selama diberikan kepada mahasiswa seharusnya diganti dengan pendekatan praktis berhubung yang diinginkan dari kebijakan pemerintah maupun tuntutan masyarakat adalah pelaku bisnis bukan ahli bisnis.
- Sifat Pembinaan formal yang selama ini diterapkan harus diganti dengan pembinaan yang bersifat informal mengingat yang paling penting dalam proses pembinaan kewirausahaan ini adalah pembentukan karakter/pola pikir dan pembinaan informal dianggap lebih efektif dalam membentuk karakter seseorang dibandingkan pembinaan formal yang dominan mempengaruhi IQ.
Kedua saran di atas dapat dijalankan dalam sebuah
lembaga yang berbentuk ”Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM) Kewirausahaan”. UKM
adalah jenis lembaga yang bersifat praktis karena dianggap sebagai wadah untuk
menyalurkan minat dan bakat mahasiswa yang bersifat informal karena hubungan
interaksi yang terjadi di dalamnya adalah hubungan senior-junior atau
kakak-adik. Selain itu proses pembinaan di dalam UKM juga bersifat
jangka menengah-panjang sehingga sangat memadai untuk membentuk modal terbesar
seorang pengusaha, yakni karakter. UKM Kewirausahaan akan membina para kadernya
untuk menjadi seorang wirausahawan secara bertahap selama menempuh studi di
IAIN Raden Intan Lampung
Daftar Pustaka
Meredith, G.G. at all. 1996. Kewirausahaan, Teknik dan
Praktek, Hakikat dan Ciri Wirausaha, Perencanaan dan Pengendalian Keuangan,
Penggunaan Sumber Daya.
Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.
Moko P.Astamoen, 2005. Entrepreneurship
Dalam Perspektif Kondisi Bangsa Indonesia. Bandung : Alfabeta.
Mosakowski, Elaine, 1998. Entrepreneurial
Resources, Organizational Choices, and Competitive Outcome. Organization
Science, Vol. 9, No. 6 (Nov.
-Dec., 1998), pp. 625-643
.
Naman. L John, Slevin, P Dennis,1993. Entrepreneurship
and The Concept of Fit:
A
Model and Empirical Test.Strategic Management Journal, Vol. 14, No. 2 (Feb., 1993), pp.
137-153.
Osborne, D. & Gaebler, T. 1999. Mewirausahakan Birokrasi. Jakarta : Pustaka Binaman Pressindo.
Paulus Winarto. 2004 First Step To Be An Entrepreneur. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Petty,Geoffrey, 2002 Creativity:
Memaksimalkan Potensi Kreatif.Jakarta: Elex Media Komputindo.
Pittaway, Luke and Jason Cope,2007 Simulating
Entrepreneurial Learning: Integrating Experiential and Collaborative Approaches
to Learning, Management Learning, April 2007;38,2; ABI/INFORM Global pg
211
Robbins, Stephen P, 2003 Perilaku Organisasi, jilid I,edisi 6, edisi indonesia PT Indeks,
Jakarta.
Sagie, Abraham and Dov Elizur, 1999. Achievement
Motive and Entrepreneurial rientation: AStructural Analysis, Journal of Organizational Behavior, Vol. 0, No. 3 (May, 1999), pp. 375-387.
John Wiley & Sons Stable URL:
http://www.jstor.org/stable/3100296 Accessed: 31/03/2009 04:18
Segal, Gerry, Borgia, and Jerry Schoenfeld, 2005. The
motivation to become n entrepreneur, International Journal of Entrepreneurial
Behaviour Research, Vol. 11
No. 1, 2005 pp. 42-57
Tidak ada komentar:
Posting Komentar