FATWA, SIDANG ISBAT DAN
PENYATUAN KALENDER HIJRIYAH
Slamet Hambali
(Dosen Ilmu Falak IAIN Walisongo)
Malakah Pada Seminar Internasional IAIN Walisongo 2012
Pendahuluan.
Waktu yang terus
berjalan seolah tak terkendalikan dan tak pernah memperdulikan, membuat semua
akan tergilas oleh waktu. Hanya orang-orang yang beriman, orang-orang yang
berilmu pengetahuan, orang-orang yang senantiasa beramal shaleh, orang-orang
yang senantiasa berada di jalan yang benar dan orang-orang yang senantiasa
bersabar akan selalu hidup sepanjang waktu walaupun telah tiada dipanggil oleh
Sang Pencipta. Perputaran matahari semu mengelilingi bumi telah memunculkan
kalender sistem syamsiyah (solar system calender). Sedangkan gerak bulan
mengelilingi bumi (gerak sebenarnya) telah memunculkan kalender sistem
kamariyah (lunar system calender). Kalender yang dipakai oleh umat
manusia hingga saat ini, pada dasarnya berkisar di antara 3 sistem, yaitu
sistem syamsiyah (solar system), sistem kamariyah (lunar system)
dan sistem kamariyah syamsiyah (luni solar system).Kalender solar
system di antaranya dapat dijumpai dalam kalender Mesir Kuno, kalender
Romawi Kuno, kalender Jepang, kalender Maya, kalender Saka dan kalender Masehi.
Untuk kalender lunar system di antaranya dapat dijumpai dalam kalender
Hijriyah atau kalender Islam dan kalender Jawa Islam. Sedangkan kalender luni
solar system di antaranya dapat dijumpai dalam kalender Babilonia, kalender
Cina dan kalender Yahudi. Dalam semua sistem kalender tidak ada perbedaan
pendapat dalam penetapan awal bulan dan awal tahun, hanya dalam kalender
Hijriyah saja yang sering terjadi adanya perbedaan, itupun hanya terjadi di
Indonesia. Umat Islam Indonesia, telah terkotak-kotak dalam berbagai kelompok
ormas dan semacamnya, masing-masing kelompok ormas mempunyai kecenderungan
membuat kalender hijriyah sesuai dengan seleranya sendiri, sehingga
mengakibatkan dalam penetapan awal bulan kamariyah khususnya awal Ramadhan,
Syawal, Dzulhijjah dan awal bulan lainnya menjadi sering berbeda. Umat Islam
Indonesia, telah terkotak-kotak dalam berbagai kelompok ormas dan semacamnya,
masing-masing kelompok ormas mempunyai kecenderungan membuat kalender hijriyah
sesuai dengan seleranya sendiri, sehingga mengakibatkan dalam penetapan awal
bulan kamariyah khususnya awal Ramadhan, Syawal, Dzulhijjah dan awal bulan lainnya
menjadi sering berbeda.