Senin, 30 Mei 2011

PENGERTIAN HADIS MISOGINIS (BAGIAN PERTAMA)

PENGERTIAN HADIS MISOGINIS 
(BAGIAN PERTAMA)



Oleh

Dr. Muhammad Zaki Syech Abubakar, M.Ag
Dosen Fakultas Syari’ah IAIN Raden Intan Lampung


Misoginis merupakan istilah yang berasal dari bahasa Inggris misogyny yang artinya kebencian terhadap perempuan.[1] Kamus Ilmiah Populer menyebutkan, terdapat tiga ungkapan berkaitan dengan istilah tersebut, yaitu misogin artinya benci akan perempuan, misogini artinya perasaan benci akan perempuan, misoginis artinya laki-laki yang benci pada perempuan. Secara terminologi istilah ini juga digunakan untuk doktrin-doktrin sebuah aliran pemikiran yang secara lahir memojokkan dan merendahkan derajat perempuan, seperti yang dituduhkan terdapat pada beberapa teks hadis. Anggapan adanya unsur misoginis dalam hadis dipopulerkan oleh seorang aktivis perempuan Fatimah Mernissi melalui bukunya ”Women and Islam: An Historical and Theological Enquiry”. Dalam bukunya, Fatimah Mernissi memaparkan sejumlah hadis-hadis yang menurut pandangannya bernada misoginis.

HADIS TENTANG PEREMPUAN HARUS MEMENUHI KEBUTUHAN BIOLOGIS SUAMINYA, BESARNYA HAK SUAMI ATAS ISTRINYA, DAN KEUTAMAAN PEREMPUAN SALAT DI RUMAHNYA (ANALISIS KRITIS TERHADAP HADIS-HADIS MISOGINIS BAGIAN KETIGA)

HADIS TENTANG PEREMPUAN HARUS MEMENUHI KEBUTUHAN BIOLOGIS SUAMINYA, BESARNYA HAK SUAMI ATAS ISTRINYA, DAN KEUTAMAAN PEREMPUAN SALAT DI RUMAHNYA (ANALISIS  KRITIS TERHADAP HADIS-HADIS MISOGINIS BAGIAN KETIGA)


Oleh

Dr. Muhammad Zaki Syech Abubakar, M.Ag
Dosen Fakultas Syari’ah IAIN Raden Intan Lampung



  1. Hadis Tentang Perempuan Harus Memenuhi Kebutuhan Biologis Suaminya
Teks hadisnya:
إذا دعا الرجل امرأته إلى فراشه فأبت فبات غضبان عليها لعنتها الملائكة حتى تصبح  (رواه البخاري وأبوداود والترمذي)
Apabila seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidur lalu ia tidak menemuinya kemudian marah maka seorang istri akan dilaknat malaikat sampai pagi harinya.” (H.R. Al-Bukhari, Abu Dawud, dan Al-Tirmidzi).

HADIS TENTANG PEREMPUAN TIDAK BOLEH JADI PEMIMPIN, WANITA DICIPTAKAN DARI TULANG RUSUK, DAN PEREMPUAN KURANG AKAL DAN AGAMANYA (ANALISIS KRITIS TERHADAP HADIS-HADIS MISOGINIS BAGIAN KEDUA)

HADIS TENTANG PEREMPUAN TIDAK BOLEH JADI PEMIMPIN, WANITA DICIPTAKAN DARI TULANG RUSUK, DAN PEREMPUAN KURANG AKAL DAN AGAMANYA
 ANALISIS  KRITIS TERHADAP HADIS-HADIS MISOGINIS BAGIAN KEDUA)



Oleh

Dr. Muhammad Zaki Syech Abubakar, M.Ag
Dosen Fakultas Syari’ah IAIN Raden Intan Lampung


Dalam bab ini penulis akan melakukan analisa terhadap hadis-hadis misoginis menggunakan pendekatan kritik hadis modern. Dalam hal pemahamannya penulis lebih cenderung menggunakan pemahaman kontekstual dengan pendekatan-pendekatan yang telah disebutkan sebelumnya. Dari sepuluh hadis yang dicantumkan, diambil enam buah hadis saja untuk dianalisa yang menurut penulis sangat populer di masyarakat dan telah dinilai shahih oleh  ulama, yaitu:

  1. Hadis Tentang Perempuan Tidak Boleh Jadi Pemimpin
Teks hadisnya:

لن يفلح قوم ولو أمر هم امرأة  (رواه البخاري)
Tidak akan sukses suatu kaum yang menyerahkan urusannya pada kaum perempuan”. (H.R. Al-Bukhari)

Minggu, 22 Mei 2011

BIDANG KEAGAMAAN: BUKU "1000 PEPATAH PETITIH MINANGKABAU" IDRUS HAKIMY DT RAJO PANGULU BAHAGIAN-V

BUKU "1000 PEPATAH PETITIH MINANGKABAU"
IDRUS HAKIMY DT RAJO PANGULU


BIDANG KEAGAMAAN
BAHAGIAN-V




=A=

970. Adaik baulua jo bapatuik, makanan banang siku-siku, kato bana indak baturuik,
engeran bathin nan baliku.
Yang lari dari kebenaran, menandakan rasa keimanan kepada ALLAH sangat tipis.

971. Adaik basandi syarak, syarak basandi kitabullah, syarak mangato adaik mamakai.
Adat Minangkabau bersendikan kepada ajaran syarak ( Agama Islam ).

972. Ayam bakukuak paja manyinsiang, tabuah babunyi azanpun riuah, jagolah lalok mari-
sumbayang, manyambah ALLAH diwaktu subuah.
Selalulah menjadi ummat yang taat mengerjakan Shalat diawal waktu.

BIDANG HANKAM: BUKU "1000 PEPATAH PETITIH MINANGKABAU" IDRUS HAKIMY DT RAJO PANGULU BAHAGIAN-IV

BUKU "1000 PEPATAH PETITIH MINANGKABAU"
IDRUS HAKIMY DT RAJO PANGULU


BIDANG HANKAM
BAHAGIAN-IV







=A=

934. Aso hilang duo tabilang, tanamo anak laki-laki.
Seorang pemuda harus berjiwa ksatria.

935. Abih mansiu nan salatuih, abih paluru nan sabuah, nan musuah balawan juo.
Keberanian membela diri diwaktu amunisi telah habis.

936. Habih sanjato tajam, hilang sanjato lahia, sanjato bathin digunokan.
Walaupun bedil dan senjata tak ada lagi, perlawanan dengan kebathinan.

BIDANG HUKUM: BUKU "1000 PEPATAH PETITIH MINANGKABAU" IDRUS HAKIMY DT RAJO PANGULU: BIDANG HUKUM BAHAGIAN-III

BUKU "1000 PEPATAH PETITIH MINANGKABAU"
IDRUS HAKIMY DT RAJO PANGULU



BIDANG HUKUM
BAHAGIAN-III



=A=

704. Adaik basandi syarak, syarak basandi kitabullah.
Adat yang kewi di Minangkabau, adalah adat yang ajarannya berdasarkan Alam
takambang jadi guru.

705. Adat nan kewi syarak nan lazim.
Adat yang dibuat nenek moyang dibawah batang kayu yang sakti dan berbisa, ajaran
agama Islam yang mutlak.

706. Anggang lalu atah jatuah, pulang pagi babasah.
Seseorang yang dapat dituduh karena hal hal yang mencurigakan.

707. Adaik bajanjang naiak batanggo turun.
Aturan adat merupakan suatu Pemerintahan yang aturannya datang dari bawah yang
terjadi dengan mufakat, dan pelaksanaannya turun dari atas. Jalinan Bodi Caniago
dan Koto Piliang.

708. Adaik batiru batuladan, adaik samo diisi limbago samo dituang.
Ketentuan tentang pelaksanaan kehidupan bermasyarakat.

709. Adaik babarih balabeh, ketek balingka tanah, gadang balingka aua.
Aturan tentang baris belebas dalam suatu negeri korong dan kampung.

710. Adaik bacupak bagantang, cupak papek gantang piawai.
Ketentuan adat tentang pelaksanaan tentang menyelesaikan suatu sengketa.

711. Adaik bajokok badukalo, dunia baleh mambaleh, syariat palumamalu.
Aturan tentang pelaksanaan social kehidupan, sopan santun.

712. Adaik banazar maniliak hereang jo gendeang, mamakai baso jo basi.
Peraturan yang berhubungan dengan persoalan menghormati tamu dalam jamuan.

713. Adaik bakato, baiyo mangko bakato, batolan mangko bajalan.
Aturan cara bemusyawarah dalam bersidang.

714. Adaik nan bakandak suatu ateh sifaiknyo.
Peraturan yg melihat tentang suatu kejadian, baru dibuat hukumnya dengan mufakat.

715. Adaik nan manurun syarak nan mandaki.
Ketentuan semula masuknya agama Islam, dari Ulakan Pariaman ketanah darek, dan
adat menurun dari darek ke Pariaman dan rantau pesisir.

BIDANG EKONOMI: BUKU "1000 PEPATAH PETITIH MINANGKABAU" IDRUS HAKIMY DT RAJO PANGULU BAHAGIAN-II

BUKU "1000 PEPATAH PETITIH MINANGKABAU"
IDRUS HAKIMY DT RAJO PANGULU




BIDANG EKONOMI
BAHAGIAN-II




=A=

433. Asalai jio-jio patuang, asalai angok-angok ikan, nan indak dicari juo.
Bagaimana sulitnya keadaan dan kacaunya keadaan dan suasana, namun kebutuhan
hidup perlu dipenuhi.

434. Katiko ado jan dimakan, lah indak ado baru dimakan.
Perlu dalam hidup ini berhemat dan memikrkan masa yang akan datang.

435. Alun bakilek lah bakalam, alun dibali lah bajua, satahun bareh kamaha, lah jaleh
tando manunjuakkan.
Senantiasa mengingat dan memperhatikan bahwa kesulitan dan kelaparan akan
mengancam.

436. Ayam batalua ateh padi tapi mati kalaparan, itiak baranang ateh aia tapi mati ka
hausan.
Orang yang mempunyai tanah yang luas atau mempunyai harta yang banyak, tetapi
kehidupannya selalu dalam kesulitan, karena tidak pandai memamfaatkannya.

437. Alang tingginyo batang anau, bakalipak baijuak pulo. Alang basakik batimbakau,
maracik maampai pulo.
Sulit sekali betani dalam bidang pertembakauan, meracit dan menjemur, berjaga-
jaga siang dan malam.

438. Apo ditanam apo tumbuah, bijo ditanam kababuah, batang ditanam kabarisi.
Begitu suburnya tanah untuk bercocok tanam didaerah kita.

BIDANG SOSIAL BUDAYA: BUKU "1000 PEPATAH PETITIH MINANGKABAU" IDRUS HAKIMY DT RAJO PANGULU BAHAGIAN-I

BUKU "1000 PEPATAH PETITIH MINANGKABAU"
IDRUS HAKIMY DT RAJO PANGULU



BIDANG SOSIAL BUDAYA
BAHAGIAN-I



 





=A=
1. Anak nalayan mambaok cangkua, mananam ubi ditanah darek. Baban sakoyan dapek
dipikua, budi saketek taraso barek.
Beban yang berat dapat dipikul, tetapi budi sedikit terasa berat

2. Anak ikan dimakan ikan, gadang ditabek anak tenggiri. Ameh bukan perakpun bukan,
budi saketek rang haragoi
Hubungan yang erat sesama manusia bukan karena emas dan perak, tetapi lebih diikat
budi yang baik.

3. Anjalai tumbuah dimunggu, sugi sugi dirumpun padi. Supayo pandai rajin baguru,
supayo tinggi naikan budi.
Pengetahuan hanya didapat dengan berguru, kemulian hanya didapat dengan budi
yang tinggi

4. Alu tataruang patah tigo, samuik tapijak indak mati.
Sifat seseorang yang tegas bertindak atas kebenaran dengan penuh bijaksana

5. Tarandam randam indak basah, tarapuang apuang indak hanjuik.
Suatu persoalan yang tidak didudukan dan pelaksanaannya dilalaikan.

Rabu, 11 Mei 2011

ASPEK KETAUHIDAN DALAM SISTEM KALENDER HIJRIAH

ASPEK  KETAUHIDAN DALAM SISTEM KALENDER HIJRIAH[1]







Abstrak
Ajaran utama dalam agama Islam adalah menyerukan untuk mentauhidkan—mengEsakan Allah swt. Ajaran ketauhidan merupakan ajaran yang paling pokok dan mendasar dalam Islam. Ajaran tauhid ini juga menjadi landasan bagi sistem kalender Islam. Sistem kalender Islam yang dituntunkan Rasulullah menghapus praktek adanya bulan ketiga belas—bulan sisipan yang sering  disusupi hal-hal yang bernuansa kemusyrikan dan kemaksiatan.

Kata Kunci: Kalender Hijriah, Tauhid


Pendahuluan
Perubahan sistem takwim atau kalender pada priode awal Islam dari sistem kalender Lunisolar menjadi kalender Lunar murni memuat beberapa misi. Di antara misinya adalah misi pemurnian akidah umat Islam serta menjauhkannya dari kemusyrikan dan kemungkaran.
Praktek sistem kalender Lunisolar pada zaman pra Islam berlaku di jazirah Arab. Penentuan, perhitungan waktunya menggunakan peredaran atau fase peredaran bulan. Sistem kalender bulan ini umurnya lebih pendek 11 hari/tahunnya dari kalender solar. Untuk menyesuaikan keterlambatan dan ketinggalan ini, dalam jangka waktu tertentu diadakanlah bulan ke-13 sebagai sisipan, yang disebut nasi’. Bulan sisipan inilah yang biasanya rentan  terhadap penyelewengan. Di antara bentuk penyelewengan itu adalah pelanggaran terhadap bulan-bulan haram dengan melakukan peperangan dan  praktik maksiat yang diliputi kemusyrikan.

TATHBIQ AYAT PENENTUAN AWAL WAKTU SALAT ASAR

TATHBIQ AYAT PENENTUAN AWAL WAKTU SALAT ASAR[1]






 Abstrak
Penentuan awal waktu salat Asar bersifat ijtihadiyah. Ada tiga pendapat dalam penentuan awal waktu Asar ini; Kelompok pertama menyatakan bahwa awal waktu Asar terkait dengan fenomena bayang-bayang suatu benda sama panjang dengan benda itu ditambah dengan bayang-bayang pada waktu Zuhur. Kelompok kedua menyatakan fenomena bayang-bayang suatu benda dua kali panjang benda ditambah dengan bayang-bayang pada waktu Zuhur. Kelompok ketiga menyatakan waktu  Asar itu adalah pertengahan antara salat Zuhur dan salat Magrib.

Kata Kunci: Awal Waktu Salat Asar, Bayang- Bayang Benda