Senin, 19 Oktober 2009

Pentashihan Buku Yasin yang Beredar di Masyarakat:Upaya Memelihara Otensitas al-Qur’an

Pentashihan Buku Yasin yang Beredar di Masyarakat:Upaya Memelihara Otensitas al-Qur’an







Abstrak
Faktanya terdapat kesalahan dalam penulisan buku Yasin yang beredar di tengah-tengah masyarakat. Bentuk kesalahan-kesalahan yang ditemukan dapat dikelompokkan sebagai berikut: kesalahan huruf, kesalahan harakat, kesalahan teknis penulisan, dan inkonsistensi dalam penulisan. Kesalahan huruf, kesalahan harakat, dan kesalahan teknis penulisan di atas termasuk kategori kesalahan yang merubah makna ayat. Kesalahan yang tidak merubah makna ayat misalnya inkonsistensi dalam penulisan antara mengikuti rasm Utsmani dan atau mengikuti rasm Imla’i. Kiranya kondisi ini perlu menjadi perhatian semua pihak yang terkait dalam menjaga dan memelihara otentisitas al-Qur’an. Diperlukan dedikasi Lajnah Pentashih al-Qur’an sebagai lembaga yang diberi kewenangan oleh Pemerintah, di sisi lain dibutuhkan komitmen dari penulis dan pihak percetakan. Yang tak kalah pentingnya adalah setiap pribadi muslim ikut mentashih dan mengontrol peredaran buku Yasin tersebut .

Kata kunci: buku Yasin, tashih, pemeliharaan otentisitas al-Qur’an.

Takwim Hijriah Menurut Kitab Nur al-Anwar: Sistem Penanggalan Islam Berdasarkan Hisab Hakiki bi at-Tahqiqi

Takwim Hijriah Menurut Kitab Nur al-Anwar:
Sistem Penanggalan Islam Berdasarkan Hisab Hakiki bi at-Tahqiqi









Abstrak
Konsep kitab Nur al-Anwar tentang penanggalan Islam, dapat kita telusuri melalui rumusannya tentang penentuan permulaan hari, umur bulan Kamariah setiap bulannya, hilal, serta penetapan awal bulan. Permulaan hari di mulai dari terbenamnya Matahari. Sebagai kitab yang berdasarkan perhitungan Hakiki bi at-Tahqiqi; jumlah hari setiap bulannya tidak bersifat tetap atau konstan tetapi tergantung posisi hilal yang sebenarnya pada akhir suatu bulan itu. Dalam penentuan awal bulan, kitab Nur al-Anwar hanya sebagai alat atau metode perhitungan. Ia tidak menetapkan telah masuk atau belumnya new month. Setelah dilakukan perhitungan oleh hasib, selanjutnya hasiblah yang menentukan tentu saja berdasarkan kriteria yang diyakininya.

Takwim Hijriah: Penanggalan Islam Pedoman untuk Pelaksanaan Ibadah

Takwim Hijriah: Penanggalan Islam Pedoman untuk Pelaksanaan Ibadah











Abstrak
Takwim Hijriah hisab hakiki adalah sistem penanggalan yang berpedoman pada pergerakan ril bulan. Dikategorikan sebagai sistem penanggalan astronomical calendar, karena didasarkan pada realitas fenomena astronomi yang terjadi. Jumlah hari setiap bulannya tidak bersifat tetap atau konstan dan bukan pula tidak beraturan tetapi tergantung pada posisi hilal yang sebenarnya pada akhir suatu bulan. Inilah kiranya di antara karakteristik takwim hijriah yang berdasarkan hisab hakiki dan yang membedakannya dengan yang berdasarkan hisab urfi. Takwim hijriah yang berdasarkan hisab hakiki inilah yang disepakati oleh para ulama untuk dijadikan pedoman dalam pelaksanaan ibadah dalam Islam.

Key word: Takwim Hijriah, Hisab Hakiki, Hisab Urfi, Pedoman Pelaksanaan Ibadah.

Pendahuluan
Akhir-akhir ini jamak kita mendapati perbedaan seputar penetapan awal Ramadan, awal Syawal, dan awal Zulhijah. Dalam mengawali puasa Ramadan terkadang terdapat beberapa hari yang berbeda. Misalnya pemerintah mengumumkan hari Minggu adalah permulaan puasa Ramadan 1430 H. Padahal sebagian kelompok tarekat tertentu telah memulai puasa Ramadan mereka hari Sabtunya. Lain lagi dengan kelompok Kejawen yang baru berpuasa pada hari Senin. Perbedaan ini lebih banyak lagi jika menelusurinya pada kelompok-kelompok yang lebih kecil scopenya di masyarakat.